TUGAS SOFTSKILL
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
2011, 2012, 2013 SERTA RATIO
PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA.tbk
NAMA : ERLYNA SEPTIKAWATI
NPM : 47211806
KELAS : 3DA01
A.
Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa
laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan
masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa
laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini
penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering
digunakan dan lebih sederhana.
B. Pengertian Laporan
Keuangan
Menurut
Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut:
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan
tersebut.”
Menurut
Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan adalah merupakan pokok
atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan
juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya.”
Sedangkan
menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa:
“Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan
dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.”
Laporan
keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan
keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang
dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi
adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan.
Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai
keputusan.
C. Isi Laporan keuangan
Isi Laporan Keuangan terdiri dari :
1.
Neraca
Neraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu,
yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal
perusahaan. Menurut harahap (2007:107) mengemukakan bahwa: “Laporan neraca atau
daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini
menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan
ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”
Dalam penyajiannya neraca dapat
dibagi dalam 3 bentuk, menurut Harahap (2002:75) bentuk neraca yang umum
digunakan adalah sebagai berikut :
·
Bentuk
Neraca Staffel (Refort Form), Neraca ini dilaporkan satu halaman bertikal.
Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban
dan pos modal.
·
Bentuk
Neraca Skontro (Account Form), Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan
kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya
sebelah-menyebelah.
·
Bentuk
yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form), Dalam bentuk ini
posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang
berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan
aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja.
Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang
jangka panjang, maka akan diperoleh model pemilik.
2.
Perhitungan Laba Rugi
Laporan
laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan
utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih
atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka seluruh
hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi
deviden, maka hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden
untuk memperoleh nilai laba ditahan.
3.
Laporan Arus Kas
Laporan
arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari
kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa: “Laporan arus kas ini dinilai
banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.”
4.
Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut
Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa: “Laporan
perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun
ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan
akun ekuitas lainnya.”
Laporan
keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya
untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
D. Arti Penting Analisis
Laporan Keuangan
Arti
penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
·
Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.
·
Bagi pemegang saham: untuk mengetahui
kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
·
Bagi kreditor: untuk mengetahui
kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
·
Bagi pemerintah: pajak, persetujuan
untuk go public.
·
Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai,
kualitas hidup, keamanan kerja
E. Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Ada dua
jenis analisa laporan keuangan :
·
Analisis Vertikal (menghubungkan antar pos-pos dalam suatu laporan keuangan):
analisis rasio, analisis modal kerja, analisis kas, dan seterusnya.
·
Analisis Horizontal (menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan): analisis
perbandingan (baik antar tahun).
F. Manfaat Analisis Laporan Keuangan
·
Dapat
memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
·
Dapat
menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik
laporan keuangan (implicit).
·
Dapat
mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
·
Dapat
membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
·
Dapat
mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan
teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
·
Dapat
memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
·
Dapat
menentukan peringkat (rating)
perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
G. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3),
tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur
laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen
perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna
bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai
keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang
dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup
penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus
faktual dan dapat diukur secara objektif.
Beberapa
tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
·
Informasi
posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat
dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan
perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya.
·
Informasi
keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan
menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
·
Informasi
perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain
untuk menilai kemampuan perusahaan,laporan keuangan juga bertujuan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
H. Keterbatasan Laporan Keuangan
·
Laporan
keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakaninterim report (laporan yang
dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan
laporan yang final.
·
Laporan
keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan
tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah.
·
Laporan
keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut
menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume
penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan
naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan
harga-harga.
·
Laporan
keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak
dapat dinyatakan dengan suatu uang.
I.
Ratio
Keuangan
Salah satu alat analisis laporan keuangan adalah dengan
menggunakan analisis Ratio Financial Statement untuk mengetahui prestasi
keuangan perusahaan dari tahun ketahun dan hasil analisis tersebut dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.
·
Ratio Likuiditas adalah ratio yang
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan saat ditagih.
·
Ratio Solvabilitas yaitu mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam
dari kreditur perusahaan tersebut. Ratio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang ratio ini menunjukkan
indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank).
·
Ratio Provitabiltas / Rentablitas yaitu
ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba/keuntungan suatu perusahaan untuk mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva/modal yang menghasilkan laba
tersebut.
·
Ratio Aktivitas digunakan untuk mengukur
seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Berikut adalah laporan
keuangan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk tahun 2011, 2012, dan 2013 beserta
analisis dan perhitungan 4 Ratio diatas!
Per
Desember Tahun 2011 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·
Ratio
Likuiditas
Current Ratio =
Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio =
Rp 10314573 / Rp 1476597
=
Rp 6,99
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh
6,99 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang
lancer adalah 6,99 : 1.
Quick Ratio =
(Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio =
(Rp 10314573 – Rp 1327720) / Rp 1476597
=
Rp 8986853 / Rp 1476597
=
Rp 6,09
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya /
quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 6,09
maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah
dikurangi persediaan.
·
Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 2417380 / Rp 15733951) X 100%
=
0,15 = 15%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 15% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 2417380 / Rp 18151331) X 100%
=
0,13 = 13%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2011 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp
13,- dibiayai dengan hutang dan Rp 87,-
disediakan oleh pemegang saham.
·
Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 6414223 / Rp 13887892
=
0,46 = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%.
Net Profit Marginal =
(Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal =
Rp 3601516 / 18151331
=
0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin = Rp 4418023 / Rp 13887892
=
0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat
efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik
karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan
tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity =
(Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity =
Rp 3601516 / Rp 15733951
=
0,23 = 23%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan
sebesar 23%
·
Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover =
HPP / Persediaan
Inventory Turnover =
Rp 60079 / Rp 1327720
=
0,045
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu
periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,045.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover =
Rp 13887892/ Rp 18151331
=
0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu
periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover =
Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover =
Rp 13887892 / Rp 1942259
=7,15
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang
yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable
Turnovernya sebesar 7,15.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang
Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 13887892 / (Rp 10314573 - Rp 1476597)
=
Rp 13887892 / Rp 8837976
=
1,58
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang
terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya
sebesar 1,58.
Per
Desember Tahun 2012 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·
Ratio
Likuiditas
Current Ratio =
Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio =
Rp 14579400 / Rp 2418762
=
Rp 6,03
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh
6,03 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang
lancer adalah 6,03 : 1.
Quick Ratio =
(Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio =
(Rp 14579400 – Rp 1470305) / Rp 2418762
=
Rp 13109095 / Rp 2418762
=
Rp 5,42
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya /
quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,42
maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun
sudah dikurangi persediaan.
·
Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 3336422 / Rp 19418738) X 100%
=
0,17 = 17%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri ,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 17% untuk
tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3336422 / Rp 22755160) X 100%
=
0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2012 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp
14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,-
disediakan oleh pemegang saham.
·
Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 8269999 / Rp 17290337
=
0,48 = 48%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 48%.
Net Profit Marginal =
(Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal =
Rp 4763388 / Rp 22755160
=
0,20 = 20%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 20%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin = Rp 5876742 / Rp 17290337
=
0,34 = 34%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat
efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik
karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan
tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity =
(Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity =
Rp 4763388 / Rp 19418738
=
0,24 = 24%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan
sebesar 24%
·
Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover =
HPP / Persediaan
Inventory Turnover =
Rp 100506 / Rp 1470305
=
0,069
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu
periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,069.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover =
Rp 17290337 / Rp 22755160
=
0,76
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar
pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,76.
Receivable Turnover =
Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover =
Rp 17290337 / Rp 2456113
=7,04
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang
yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable
Turnovernya sebesar 7,04.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang
Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 17290337 / (Rp 14579400 - Rp 2418762)
=
Rp 17290337 / Rp 12160638
=
1,42
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang
terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya
sebesar 1,42.
Per
Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·
Ratio
Likuiditas
Current Ratio =
Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio =
Rp 16846248 / Rp 2740089
=
Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh
6,15 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang
lancer adalah 6,15 : 1.
Quick Ratio =
(Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio =
(Rp 16846248 – Rp 1473645) / Rp 2740089
=
Rp 15372603 / Rp 2740089
=
Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya /
quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,61
maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun
sudah dikurangi persediaan.
·
Ratio
Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
Total Debt to Equity Ratio = (Rp 3629554 / Rp 22977687) X 100%
= 0,16 = 16%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri ,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 16% untuk
tahun 2013.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 3629554 / Rp 26607241) X 100%
=
0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp
14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,-
disediakan oleh pemegang saham.
·
Ratio
Provitabilitas / Rentabilitas
Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%
Gross Provit Marginal = Rp 8654654 / Rp 18691286
=
0,47 = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 47%.
Net Profit Marginal =
(Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%
Net Profit Marginal =
Rp 5012294 / Rp 26607241
=
0,19 = 19%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 19%.
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%
Operating Profit Margin = Rp 6064100 / Rp 18691286
=
0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat
efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik
karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan
tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity =
(Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%
Return of Equity =
Rp 5012294 / Rp 22977687
=
0,22 = 22%
Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan
sebesar 22%
·
Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover =
HPP / Persediaan
Inventory Turnover =
Rp 136248 / Rp 1473645
=
0,092
Analisis = Inventory Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu
periode tertentu. Pada perusahaan ini Inventory Turnovernya sebesar 0,092.
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover =
Rp 18691286 / Rp 26607241
=
0,702
Analisis : Total Asset Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar
pada suatu periode. Pada perusahaan ini Total Asset Turnovernya sebesar 0,702.
Receivable Turnover =
Penjualan Bersih / Piutang
Receivable Turnover =
Rp 18691286 / 2519117
=7,42
Analisis : Receivable Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang
yang berputar pada suatu periode tertenutu. Pada perusahaan ini Receivable
Turnovernya sebesar 7,42.
Working Capital Turnover = Penjualan bersih / (Total aktiva lancar – Total Hutang
Lancar)
Working Capital Turnover = Rp 18691286 / (Rp 16846248 - Rp 2740089)
=
Rp 18691286 / Rp 14106159
=
1,32
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk
mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang
terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini Working Capital Turnovernya
sebesar 1,32.
J. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Laporan Keuangan
·
Struktur Permodalan
·
Aspek Pemasaran
·
Ekuitas
·
Pendapatan, Beban, Laba/Rugi, Pendapatan
Komperhesif lain dan Total Laba/Rugi Komperhesif
·
Arus Kas
·
Kemampuan Membayar Hutang
·
Tinjauan Operasional
·
Analisis Kinerja
Sumber
:
boleh minta dokumennya?
BalasHapus